Membangun
Indonesia Jaya Dimulai dari Menciptakan karakteristik Mahasiswa FTI yang Ber “SINERGI”
Pada hari
pertama materinya adalah analisis tema. Latihan Keterampilan Manajemen
Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra Dasar yang ke X (sepuluh) di Fakultas Teknologi
Industri ITS mengambil tema FTI Ber SINERGI, dimana kepanjangan dari kata
“SINERGI” itu sendiri adalah Solutif, Inisiatif, Prestatif, Kritis,
Integralistik. Istilah-istilah tersebut merupakan suatu jalan awal untuk
terciptanya mahasiswa FTI yang bersinergi tentunya setelah diadakan LKMM Pra TD
X FTI – ITS ini. Berikut adalah penjabaran menyeluruh dari kata Solutif,
Inisiatif, Prestatif, Kritis, Integralistik. Solutif memiliki arti mampu menyelesaikan masalah atau bisa juga
diartikan mampu mencari jalan keluar. Karena dalam perjalanannya, mahasiswa
hampir selalu memiliki masalah mulai dari segi akademik, hingga ke non
akademiknya. dengan pelatihan LKMM Pra TD ini, mahasiswa yang mengikutinya
diharapkan mampu memiliki sifat solutif. Kata Solutif sendiri berasal dari kata
solusi yang artinya pemecahan masalah. Solutif sendiri merupakan suatu kata
sifat yang berarti kemampuan seseorang untuk menyelesaikan, memecahkan, dan
mencari jalan keluar dari suatu masalah. Dengan karakter mahasiswa FTI sendiri
yang mayoritas mahasiswanya berasal dari tempat yang berbeda-beda, baik dari
luar kota, luar daerah, bahkan ada juga yang berasal dari luar negeri. Hal ini
sangat memungkinkan akan terjadinya problematika baik dari segi akademik atau
segi non akademik mahasiswa tersebut, apalagi mahasiswa tersebut tergolong
sebagai mahasiswa baru. Disinilah kemampuan mahasiswa untuk mencari solusi dari
problematika yang dihadapinya itu akan diuji. Jadi, mahasiswa yang mengikuti
pelatihan LKMM pra TD ini diharapkan memiliki sifat solutif setelah berakhirnya
pelatihan ini. Sehingga nantinya walaupun mahasiswa mendapatkan masalah serumit
apapun, mereka mampu menyelesaikannya dengan kepala dingin tentunya baik dari
masalah yang berasal dari problem akademik ataupun yang non akademiknya. Inisiatif, artinya adalah prakarsa.
Jadi, orang yang berinisiatif adalah orang yang memprakarsai sesuatu. Inisiatif
juga merupakan salah satu hal yang dibutuhkan untuk membangun bangsa yang besar.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Namun bisa dibayangkan apabila
sebuah negara yang besar tidak dioperasikan dengan baik oleh rakyatnya. Tentu
saja bangsa tersebut akan dengan mudah tergerus segala kemajuan di semua aspek
bidang di dunia ini. Disinilah peran mahasiswa dibutuhkan sebagai calon penerus
peradaban Indonesia yang berinisiatif. Mampu mengambil tindakan inisiatif
secara cepat, mahasiswa yang inovatif, itulah calon pemimpin yang baik untuk
bangsa kita tercinta ini. Sehingga diharapkan mahasiswa yang mengikuti
pelatihan LKMM pra TD ini akan memiliki sifat inisiatif kedepannya. Prestatif, artinya selalu berambisi
maju dalam segala bidang dengan memperhatikan segala aspek dalam dirinya.
Prestatif menurut kamus besar bahasa indonesia berasal dari kata prestasi, yang
artinya hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi
tidak hanya diukur dari segi akademik, segi non akademik juga bisa mendapatkan
prestasi tersendiri. Kritis,
bersifat tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau
kekeliruan, tajam dalam penganalisaan. Tuntutan lain terhadap mahasiswa,
diharapkan mahasiswa dapat berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan omongan
orang lain tanpa adanya bukti yang nyata, juga diharapkan mampu mengerjakan
sesuatu secara teliti agar kesalahan yang dibuatnya seminimal mungkin. Berpikir
kritis juga memiliki alurnya tersendiri, yaitu pengenalan persepsi, mencari
pangkal pikir, menguhubungkan pangkal pikir, dan yang terakhir adalah menarik
kesimpulan (gabungan dari persepsi dan kenyataan).Integralistik, memiliki pengertian suatu kesatuan tanpa ada
perbedaan. Integralistik memberikan suatu prinsip bahwa FTI adalah suatu kesatuan integral dari unsur-unsur
yang menyusunnya (jurusan-jurusan di dalamnya). Paham integralistik dalam kehidupan FTI mengasumsikan FTI sebagai patron yang dengan sendirinya mengayomi
rakyatnya, mahasiswa
FTI. Kesimpulannya adalah pertama-tama kita harus memiliki sifat solutif, agar
kita memiliki solusi dan inisiatif untuk menyelesaikan suatu masalah yang kita
hadapi. Solusi yang sudah terbentuk itu kemudian dikembangkan sehingga
membentuk suatu prestasi, sehingga setelah kita berprestasi kita akan terus berpikir
kritis kedepannya. Setelah itu kita dapat membentuk FTI yang bersinergi dengan
menggabungkan pikiran kritis yang sudah kita miliki dan menggabungkannya dengan
membuang perbedaan buruk kita untuk mencapai suatu tujuan (integralistik). Baru
setelah itu dapat terwujud FTI BERSINERGI yang sebenarnya.
Hari kedua. Materi pertama
adalah tentang persepsi. Pengertian persepsi itu sendiri adalah cara mengenali
atau menilai suatu objek dengan pola pikir individu tersebut. Tentunya nyaris
tidak akan sama bagaimana persepsian suatu masalah atau persepsian suatu benda
yang datangnya dari 2 orang yang berbeda. Karena itu persepsi bersifat relatif
dan selektif (memilih yang terbaik). Ini dapat diartikan bahwa beda orang beda
pula persepsinya mengenai suatu hal, oleh karena itu kita tidak boleh memandang
salah kepada persepsi milik orang lain, karena persepsi itu bersifat subjektif
artinya belum tentu persepsi kita itu benar dan belum tentu juga persepsi orang
lain itu salah. Agar dapat menarik suatu persepsi yang tepat kita harus
berpedoman atau memiliki 4 (empat) indikator utama, yaitu kita harus menilik
persepsi dari berbagai sudut pandang, dari kelengkapan data yang kita miliki,
dari tingkat pendidikan, dan dari perbedaan lingkungan tempat tinggal
masing-masing individu tersebut. Kita harus menarik persepsi dari sudut pandang
yang berbeda, sebab jika hanya berpedoman pada satu sudut pandang saja tentunya
persepsi tersebut sudah pasti tidak akan akurat. Misalkan saja, ketika kita mau
mencari tahu tentang mengapa burung penguin tidak dapat terbang. Contoh kita
hanya mengambil dari sudut pandang sayapnya saja. Pasti kita tidak akan percaya
kalau penguin tidak dapat terbang, kenapa? Tentunya sama seperti burung-burung
lain, karena ia punya sayap. Namun kalau kita lihat dari sudut pandang lain,
kita akan mengetahui kenapa penguin tersebut tidak dapat terbang. Karena itu
menilik suatu masalah sangat penting dilakukan dari berbagai sudut pandang. Kemudian
kita wajib memiliki data yang lengkap untuk mengambi suatu persepsi. Contohnya
saja kita hendak mensensus penduduk indonesia, namun jumlah penduduk yang di
data belum di semua propinsi, tentunya ini akan membuat sensus tersebut tidak
akurat. Sama halnya seperti membuat suatu persepsi. Tingkat pendidikan juga
mempengaruhi persepsi yang akan diambil masing-masing individu. Contoh seorang
anak yang bersekolah pada suatu taman kanak-kanak hanya tau rasa permen itu
manis, mereka menyukainya tidak peduli mengkonsumsi permen tersebut dapat
menyebabkan gigi mereka rusak. Beda dengan seorang anak pada jenjang sekolah
menengah atas (SMA). Tentunya rasa manis juga mereka senangi, namun mereka dapat
mengontrol jumlah memakan permen tersebut. Sebab lain juga karena mereka
mengetahui kalau permen itu dapat merusak gigi. Contoh ini menunjukkan dengan
jelas bahwa tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi proses pengambilan
persepsi dari masing-masing individu tersebut. Indikator terakhir adalah
lingkungan. Faktor lingkungan sangat berpengaruh tentunya terhadap perbedaan
persepsi masing-masing individu. Contoh seseorang yang tinggal di pinggir rel
kereta akan dengan biasa memandang pekerjaan kasar seperti memulung misalnya.
Mereka memandang itu adalah pekerjaan yang sudah biasa. Tidak ada yang perlu
ditertawakan dalam pekerjaan memulung tersebut. Bandingkan dengan pandangan
seseorang yang tinggal di sebuah rumah mewah dalam suatu komplek perumahan mewah
yang elit, tentunya mereka akan memandang luar biasa rendah atau mereka
berpikir betapa menjijikkannya menjadi seorang pemulung yang tiap hari
bergerumul dengan sampah dan bau-bau busuk. Mereka akan dengan mudahnya menilai
pekerjaan tersebut termasuk kategori pekerjaan yang hina. Setelah kita
melengkapi ke 4 (empat) indikator tersebut ditambah memperkaya penngetahuan
kita, baru kita dapat menarik suatu kesimpulan yang benar-benar tepat. Menentukan
persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang
memberi respon terhadap stimuli. Materi kedua
adalah tentang kesalahan berpikir. Kesalahan berpikir dapat dibagi menjadi
dua kata, yaitu kesalahan dan berpikir. Kesalahan berasal dari kata salah yang
menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah tidak benar atau tidak
tepat. Berpikir sendiri berasal dari kata pikir yang artinya menggunakan otak
untuk mencari suatu penyelesaian masalah agar dapat direalisasikan. Kesalahan
dalam berpikir dapat diakibatkan dari kesalah seorang individu dalam menerima
informasi. Faktor pengalaman juga dapat dijadikan sebagai faktor yang bisa
menciptakan pola kesalahan berpikir tersebut. Contohnya phobia, orang yang
memiliki phobia (rasa takut yang berlebihan) terhadap sesuatu dapat dengan
mudahnya terjadi pola kesalahan berpikir dalam dirinya. Hal itu dapat
dibuktikan ketika ia dihadapkan pada suatu situasi dimana pada situasi tersebut
terdapat faktor phobia yang ditakutinya, contoh apabila seseorang itu phobia
terhadap polisi ketika dia mengendarai kendaraan dan diberhentikan oleh polisi
ia akan mengira kalau polisi akan melakukan sesuatu yang kasar kepadanya jadi
ia memilih untuk kabur dari polisi tersebut, bisa dibayangkan bagaimana
selanjutnya, orang tersebut ditahan karena melarikan diri dari polisi. Faktor
utama terjadinya kesalahan berpikir itu adalah kesalahan dalam pangkal pikir
(kesalahan yang sudah disebabkan sejak awal sudah salah tanggap, individu jenis
ini sudah menolak suatu materi yang disampaikan dari awal) dan Kesalahan dalam
proses berpikir (kesalahan saat proses berpikir, individu ini menerima materi
di awal namun saat ia berpikir tentang materi ini ia melakukan kesalahan).
Sebagai contoh suatu saat diadakan tentang seminar bagaimana memberantas virus
HIV AIDS. Orang yang mengalami kesalahan pikir pada pangkal pikirnya akan
menolak tema diskusi ini sebab ia akan berpikir di awal jika seminar seperti
ini hanya membicarakan tentang seks sehingga akhirnya ia tidak mengikuti
seminar ini. Lain lagi dengan orang yang mengalami kesalahan berpikir pada
proses berpikirnya. Orang jenis ini menerima tema seminar tersebut, ia
mengikuti seminar tersebut, suatu saat si pemateri menjelaskan bagaimana
mencegah HIV salah satu nya adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi namun
lebih baik tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan yang berbeda-beda,
yang lebih penting lagi adalah taat kepada agama. Selepas dari seminar tersebut
orang ini memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi jadi ia membeli alat
kontrasepsi tersebut untuk melakukan hal yang dilarang. Berpikir dapat dibagi
menjadi 3 jenis pola berpikir, yaitu berpikir gegabah, berpikir logis, dan
berpikir kritis. Pola berpikir yang gegabah tercipta akibat data-data yang
dimiliki tidak lengkap, akibat tidak berhati-hati, sembrono, tidak cermat,
sehingga menyimpulkan sesuatu dengan tergesa-gesa. Pola berpikir logis adalah
pola berpikir yang cermat. Selalu menghubungkan informasi yang didapat dengan
logika pribadi. Pola berpikir kritis artinya menerima tetapi tidak langsung.
Prinsipnya tidak mudah percaya dan lebih mengkoreksi diri dari apa yang
diberikan oleh si pemateri. Penyebab kesalahan berpikir ada 4, yaitu gangguan
emosi, ambigu (penafsiran ganda) artinya informasi yang didapat berasal dari
banyak sumber yang tidak jelas dan belum tentu kebenarannya. Selanjutnya adalah
overgenereralisasi, artinya melebih-lebihkan. Artinya informasi yang didapat
itu terlalu dilebih-lebihkan. Yang terakhir adalah salah penalaran. Salah
penalaran adalah hal yang paling fatal dalam proses berpikir. Kesimpulan dari
materi ini adalah Supaya tidak terjadi kesalahan berpikir, kita harus menggali
fakta sedalam mungkin, setelah itu baru kita bisa menyesuaikan data dari
fakta-fakta yang telah kita dapatkan (terdapat banyak alternatif jawaban).
Kemudian, kita dapat menyimpulkannya dengan menjatuhkan salah satu atau lebih
pilihan kita kepada fakta yang paling tepat. Materi ketiga adalah tentang mendengar aktif. Tujuan dari materi mendengar
aktif ini adalah Melatih peserta agar mampu
menyimak suatu pembicaraan sehingga esensi (inti) dari pembicaraan tersebut
dapat dipersepsikan secara tepat. Bila kita membicarakan masalah
mendengar tentunya ini tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia komunikasi adalah kontak, hubungan, penyampaian dan penerimaan pesan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan itu bisa diterima
atau dipahami.
Kata mendengar aktif dapat dibagi menjadi 2 suku kata yaitu mendengar dan
aktif. Pengertian mendengar sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga atau tidak tuli. Pengertian aktif sendiri menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah giat (bekerja,
berusaha)
dinamis atau bertenaga (sbg lawan statis atau lembam). Jadi dapat
disimpulkan bahwa mendengar aktif itu berarti mendengar dengan intensitas,
empati, penerimaan dan kesediaan
untuk bertanggung jawab. Tidak
mudah menguasai mendengar aktif. Oleh karena itu, kita harus berpedoman
terhadap alur mendengar aktif tentunya. Hearing à Understanding à Remembering à Intrepreting à Evaluating à Responding. Pertama-tama tentu saja kita harus
mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan si pemateri. Kemudian kita
harus mengerti apa yang disampaikan. Akan percuma tentunya kita mendengarkan
jika kita tidak memahami apa yang disampaikan oleh pemateri. Kemudian
mengingat, inilah hal yang paling penting. Segala subjek yang sudah didengar
dan dimengerti tentunya harus diingat agar kita bisa mnguasai mendengar aktif.
Kemudian kita wajib menginterprentasikan apa yang sudah kita ingat tersebut.
Setelah itu kita harus mengevaluasi apa saja yang sudah kita interprentasikan
sebelumnya. Baru kemudian kita bisa merespon apa yang disampaikan pemateri.
Hal-hal penting dalam mendengar aktif yaitu Intensitas
(waktu yang digunakan), empati, kemampuan untuk memasuki dunia sebagaimana
dipersepsikan orang lain (Burnard,1993), kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dengan
akurat dan mengomunikasikan pemahaman ini kepadanya. (Kalisch,1971), Penerimaan Pesan, Kesediaan dalam Menerima Pesan, dan tentunya Feedback (Umpan balik). Dengan mendengar aktif, kita
bisa mendapatkan banyak manfaat positif yang luar biasa. Beberapa diantaranya
adalah Meningkatkan pemahaman pada pendengar dan orang yang
berbicara,
mendorong komunikasi yang lebih jauh, membentu menyelesaikan masalah, membantu mengenal watak orang, mendapatkan informasi yang diperlukan, dan membina dan meningkatkan hubungan. Hambatan dalam
mendengar aktif dapat dibagi menjadi dua garis besar. Yaitu hambatan fisik, dan
hambatan mental. Hambatan fisik, contohnya Gangguan kesehatan, lingkungan sekitar, kebisingan, tata letak ruangan, suhu, dan
lain-lain.
Hambatan mental yaitu Kecepatan berpikir, keterbatasan wawasan dan pengetahuan, Prasangka (positif & negative), dan lain-lain. Beberapa cara yang perlu dilakukan agar mendengar aktif
dapat diterapkan, diantaranya Konsentrasikan perhatian pada pembicara, pertimbangkan informasi yang
sudah diketahui tentang pembicara, hindari gangguan-gangguan
dalam berkomunikasi, kendalikan emosi, kesampingkan prasangka dan pendapat pribadi, melihat dari sudut pandang
pembicara, dengarkan tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan mata dan bahasa
tubuh, hati-hati dalam menyatakan pendapat pribadi, dan
melibatkan diri dalam
pembicaraan. Materi keempat adalah tentang berbicara
efektif. Pengertian berbicara efektif secara umum adalah Kemampuan menyampaikan
maksud dan tujuan dengan sistematis , jelas, padat, lugas, dan mudah
dipahami oleh pendengar dengan sempurna. Jadi dalam
berbicara efektif si pembicara dituntut agar berbicara yang mudah dimengerti, sistematis , jelas,padat,
lugas, dan mudah dipahami oleh pendengar sehingga si
pendengar mengerti secara total apa yang disampaikan pembicara. Jika si
pendengar belum bisa memahami 100% apa yang disampaikan oleh sipembicara, maka
dapat disimpulkan bahwa si pembicara belum menguasai berbicara aktif tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat menguasai berbicara aktif, yaitu Tujuan Pembicaraan, topik yang dibicarakan, pendengar, penghubung, terknik berbicara (bahasa tubuh, mimik wajah, suara), batas waktu, menerima dan menanggapi
argument. Dengan menguasai tujuan pembicaraan kita dapat memahami
kemana alur pembicaraan yang akan kita bawakan. Kita juga dapat mengetahui
harus berbicara apa dan harus bertindak seperti apa. Memahami atau menguasai
topik yang dibicarakan juga penting. Ini dikarenakan sudah semestinya seorang
pembicara mengerti dan memahami apa yang dia bicarakan. Apa jadinya apabila
seorang pembicara yang tidak memahami materi yang dibawakannya ditanya oleh si
pendengar? Teknik berbicara dengan menggunakan bahasa tubuh dan mimik wajah
yang tepat juga dapat menjadi acuan keefektifan berbicara seorang pembicara.
Pendengar pasti dengan senang hati dan penuh antusias apabila mendengarkan
amteri disertai dengan menggunakan mimik-mimik yang pas (tersenyum, tertawa,
dll). Agar kita dapat berbicara dengan efektif kita harus menguasai beberapa
kiat-kiat penting, diantaranya adalah Mengusahakan agar pesan yang kita kirimkan mudah
dipahami, Pengirim pesan harus dipercaya oleh penerima, menggunakan pesan non-verbal
sesuai dengan pesan verbalnya, mengulangi pesan seperlunya, Berusaha mendapatkan feed
back tentang pesan yang ditangkap penerima. Jika
kiat-kiat yang ada tersebut kita terapkan degan tepat saat sedang berbicara,
dapat dipastikan pembicaraan kita tersebut akan mencadi pembicaraan yang
efektif. Tidak mudah memang, namun sejatinya mulai dari sekarang kita sudah
harus mulai menerapkan kiat-kiat tersebut untuk meningkatkan kemampuan
berbicara kita. Selain kiat-kiatnya, berbicara di depan umum juga membutuhkan syarat-syarat
tertentu, diantaranya adalah Menyusun pikiran sebelum berbicara, Menyampaikan suatu gagasan
atau ide dalam pembicaraan, Merumuskan pernyataan secara singkat dan memuat
cukup informasi Sehingga mudah dipahami, Memahami jumlah informasi
yang sudah dimiliki pendengar, Menyesuakan rumusan pesan dengan sudut pandang
pendengar, Kritis dalam memahami argument yang membangun, Menyiapkan mental yang kuat. Menyusun pikiran sebelum berbicara, menyampaikan suatu gagasan
atau ide dalam pembicaraan, merumuskan pernyataan secara singkat dan memuat
cukup informasi Sehingga mudah dipahami, memahami jumlah informasi
yang sudah dimiliki pendengar, menyesuakan rumusan pesan dengan sudut pandang
pendengar, kritis dalam memahami argument yang membangun, menyiapkan mental yang kuat. Materi keenam adalah tentang
SRK. SRK sendiri adalah Sasaran, Resiko, konsekuensi. Sasaran sendiri memiliki
arti sesuatu yang ingin dicapai baik secara individu/kelompok, maksudnya disini
seseorang harus memiliki target atau tujuan untuk mencapai sesuatu yang dia
inginkan, baik individu ataupun kelompok. Resiko memiliki arti akibat yang
merugikan atas perbuatannya tersebut, maksudnya disini seseorang pasti akan
mendapat akibat atas perbuatannya, tapi akibat disini lebih merujuk pada akibat
yang negatif yang disebabkan oleh perbuatannya. Konsekuensi memiliki arti yang
hampir mirip dengan resiko tapi arti dari konsekuensi sendiri adalah hasil dari
suatu perbuatan yang terdahulu, maksudnya adalah hasil yang akan diperoleh atas
usahanya yang bisa bersifat positif ataupun negatif. Konsep membentuk sasaran
(konsep SMART). SMART memiliki arti setiap katanya, S adalah specific, M adalah
measurable, A adalah achievable, R adalah result-oriented, dan T adalah timely.
Setiap kata meliki arti, Specific adalah terperinci atau tidak umum, maksudnya
disini adalah dalam membentuk suatu tujuan harus memiliki target yang jelas.
Measurable adalah punya ukuran kualitatif dan kuantitatif, maksudnya disini
adalah target harus ada ukuran kualitatif maupun kuantitatif. Achievable adalah
realistis, maksudnya disini adalah target harus realistis dapat dicapai.
Result-oriented adalah berorientasi pada hasil, maksudnya disini adalah target
itu harus dilihat hasilnya seperti apa tanpa melihat cara mendapatkannya
terlebih dahulu. Timely adalah batas waktu, maksudnya adalah kita menuju target tersebut harus memiliki
batas waktu tertentu untuk mencapainya. Gangguan yang dapat muncul dalam
pencapaian sasaran adalah menurunnya motivasi, pengaruh dari luar dan keadaan
lingkungan yang berubah. Cara meminimalisir dan menghindari kegagalan adalah
tulis , buat komitmen, motivasi, plan B, do the best, evaluasi, berdo’a, dan
positive thingking. Adapun cara pembuatan rencana kerja, caranya adalah sasaran
lalu resiko, antisipasi, konsekuensi, dan evaluasi, maksud dari itu semua
adalah pertama kita menentukan target kita setelah itu kita fikir semua resiko
dan memilih mana yang impactnya lebih kecil lalu mencari plan B untuk target
kita sebagai cara antisipasi kegagalan lalu kita akan mendapat konsekuensinya
berupa hasil yang positif atau negatif, lalu yang terakhir kita evaluasi apakah
hasil yang kita dapatkan sudah yang terbaik atau masih dapat berkembang lebih
baik lagi. Materi ketujuh adalah PENGERTIAN PENGENALAN DIRI, Pengenalan adalah Proses membuat suatu hal
yang tidak dimengerti menjadi mengerti menurut (KBBI W.J.S Poerwadarminto),
Pengenalan Diri adalah kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan
yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap
tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar. Menurut Noesjirwan,1989,
Pengenalan diri merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri menurut
Grinder,1978. Empat golongan dasar
manusia berdasar Dr.Matson yaitu
SANGUINIS (Popular) , PLEGMATIS (Damai), KOLERIS (Kuat), MELANKOLIS (Sempurna).
Di katakana Sanguinis karena memiliki ciri Suka berbicara, humoris, Antusias,
emotional, dan ekspresif, Periang, penuh semangat dan kekanak-kanakan, Kreatif,
spontanitas, dan inovatif, Cepat minta maaf, bukan pendendam, Ingatan kuat pada
warna. Kedua Plegmatis memiliki ciri-ciri rendah hati, mudah bergaul, tenang,
cerdas, santai, menyembunyikan emosi, menjadi penengah masalah, menghindari
konflik, suka mengawasi orang, perhatian, dan konsisten. Ketiga Koleris cirinya
Berbakat pemimpin, Dinamis, aktif, suka perubahan, Harus memperbaiki kesalahan,
Kemauan kuat, tegas, dan memancarkan keyakinan, Berkembang karena saingan,
Tidak terlalu perlu teman, Selau benar dan unggul dalam keadaan darurat.
Terakhir Melankolis ciri-cirinya Mendalam, Penuh pikiran, Analitis, serius, dan
tekun, Berbakat, Artistic, musical, filosofis dan puitis, Menghargai keindahan,
Perasa terhadap orang lain, Suka berkorban, idealis, Berorientasi jadwal, perfectionist,
perhatian, dan Teratur, setia, rapi, berbakti. Untuk menghilangkan dampak
negative dari karakter tersebut saya mempunyai beberapa Tips dan trik, pertama menanggulangi sanguinis dengan
Berbicaralah dengan efektif , Berhenti hiperbola dalam bercerita, Belajarlah
mendengarkan orang lain, Belajar mendahulukan kepentingan orang lain, dan
Jangan berpikir bahwa anda harus mengisi kekosongan. PLEGMATIS cara
mengatasinya dengan Berusaha membangkitkan semangat, Memotivasi diri, Cobalah
sesuatu yang baru, Jangan menunda pekerjaan, Belajar menerima tanggung jawab
hidup, Belajar mengatakan kata “tidak”, dan Berlatilah membuat keputusan.
KOLERIS dengan Belajar rileks, Singkirkan tekanan dari orang lain, Rencanakan
di waktu senggang, Jangan menyepelekan si “tolol”, Berhenti memanipulasi diri,
Latihlah kesabaran, dan Simpanlah nasihat sampai diminta. MELANKOLIS cara termudah mengatasinya Jangan mudah sakit hati, Be positive
thinking, Jangan melewatkan waktu terlalu banyak waktu untuk merencanakan,
Kendurkan standard anda, dan Bersyukurlah karena anda memahami watak orang
lain.
Hari ketiga.
Materi pertama adalah tentang Tujuan
dari materi pengembangan diri ini adalah agar setiap mahasiswa mampu mengatur
waktu yang mereka miliki dengan baik, merancang pengembangan diri untuk
berorganisasi di ITS sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan kendala-kendala
yang dihadapi oleh mahasiswa. Hakekat waktu itu sendiri adalah esensi hidup
kita. Waktu memiliki 3 sifat yaitu tidak dapat kembali, cepat berlalu, dan
momen-momen yang berlalu belum tentu bisa terulang kembali. Maksud dari tidak
dapat kembali adalah ketika kita menyesal terhadap segala sesuatu yang telah
kita lakukan maka kita tidak akan bisa lagi kembali ke waktu tersebut untuk
memperrbaikinya. Oleh sebab itu sebaiknya kita memikirkan setiap hal yang kita
lakukan agar penyeselan itu tidak terjadi dan menghambat kita untuk berkembang
karena selalu merasa menyesal tentang masa yang lalu. Maksud dari cepat berlalu
yaitu waktu selalu berjalan maju tanpa pernah mundur dan tanpa kita sadari
ketika kita tidak menghargai/memanfaatkan waktu yang kita miliki maka kita telah
membuang-buang setiap kesempatan yang kita miliki untuk maju kearah yang lebih
baik sehingga pada akhirnya kita sering merasakan bahwa waktu yang kita
memiliki selalu terasa kurang. Sedangkan maksud dari momen yang berlalu belum
tentu terulang kembali adalah setiap kesempatan yang kita miliki belum tentu
akan dating untuk kedua kalinya sehingga kita sebagai mahasiswa harus
memanfaatkan kesempatan tersebut karena setiap mahasiswa yang mampu
memanfaatkan setiap kesempatan adalah mahasiswa yang mampu dan mau agar dirinya
berkembang kearah yang lebih baik. Ada beberapa hal yang merupakan indikasi
dari seseorang yang memanfaatkan waktu dengan buruk antara lain sebagian
jadwalnya ditentukan orang lain sering menghadiri acara yang kurang penting,
suka menunda pekerjaan, suka mlakukan pekerjaan dalam kondisi mendesak, sering
menghabiskan waktu untuk “ Having Fun”, sering merasa sibuk dan kekurangan
waktu, banyak masalah/pekerjaan yang tertunda penyelesaianya, produkivitas
kerja berkurang. Kuadran dari waktu itu sendiri ada 4, yang pertama mendesak
dan penting biasanya hal ini identik dengan orang-orang yang memiliki sifat
menunda-nunda pekerjaan, yang kedua mendesak tetapi tidak penting biasanya hal
ini identik dengan orang-orang yang bisa dikatakan sok sibuk dengan
pekerjaannya, yang ketiga tidak mendesak namun penting biasaya orang yang
seperti ini identik dengan orang yang mampu membuat skala prioritasnya sendiri,
dan yang keempat adalah tidak penting dan juga tidak mendesak biasanya orang
yang seperti ini identik dengan orang yang menyianyiakan waktu yang dia miliki.
Mahasiswa yang mau berkembang harus memiliki misi dan visinya sendiri. Visi
berarti kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melihat ciri-ciri atau masa
depan dirinya sendiri sedangkan misi itu sendiri berarti langkah-langkah yang
kita yakini kebenarannya dan gunanya untuk mencapai visi kita. Visi itu sendiri
penting bagi kita seorang mahasiswa karena visi mendorong kita untuk berpikir
lebih mendalam tentang hidup kita sendiri, membantu memeriksa pikiran-pikiran dan perasaan dari diri
kita yang terdalam, menjelaskan
hal yang benar-benar penting untuk dri kita, memungkinkan kita membuat kemajuan
hari demi hari ke arah tercapainya tujuan jangka panjang kita, mengarahkan misi
layar kehidupan kita, membuat hidup kita menjadi terarah dan memudahkan kita untuk mengelola potensi dan karunia yang
ada
dalam diri kita sendiri. Misi juga memiliki aturannya sendiri agar bisa
tercapai yaitu harus spesifik/terperinci, terukur, direalisasikan, relevan, dan
memiliki batas waktu. Materi kedua adalah tentang wawasan organisasi. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, Wawasan adalah konsepsi cara pandang tentang
sesuatu yang ingin di tinjau. Sedangkan Organisasi sendiri adalah suatu
gabungan dari banyak individu, dimana individu individu di dalamnya memiliki
satu tujuan yang sama. Jadi yang dimaksud
dengan wawasan organisasi adalah suatu pengetahuan wajib yang dibutuhkan
untuk membangun, menjalankan, dan mengembangkan suatu organisasi agar tujuan
utama dari organisasi tersebut tercapai. Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.Sebuah organisasi dapat terbentuk
karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai
suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif
teratur.